BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Ekosistem
adalah hubungan timbal balik antara unsur-unsur hayati dengan nonhayati yang
membentuk sistem ekolog. Ekosistem merupakan suatu interaksi yang kompleks dan
memiliki penyusun yang beragam. Di bumi ada bermacam-macam ekosistem. Salah satunya
adalah ekosistem air laut.. Dan dalam
makalah ini, kami akan cantumkan tentang ekosistem air laut. Ekosistem air laut merupakan
ekosistem yang paling luas di bumi ini. Luas ekosistem air laut hampir lebih
dari dua per tiga dari permukaan bumi. Ekosistem ini biasa juga disebut dengan
Ekosistem Bahari Ekosistem air laut seperti halnya ekosistem air tawar, pada
ekosistem air laut merupakan media internal dan eksternal bagi organisme yang
hidup didalamnya. Air merupakan zat yang mengelilingi seluruh organisme
laut. Air laut sekaligus juga merupakan bagian penyusun atau pembentuk tubuh
tumbuh-tumbuhan dan binatang bianatang laut (Dr. Abdul Razak,
M.Si, dan DR. H. Armin Arief, M.PH,2006:65)
B. Rumusan Masalah
Dalam makalah yang
kami susun ini, dengan judul “Ekosistem Air Laut” ada beberapa yang menjadi
rumusan masalah diantaranya:
1. Apa pengertian ekosistem air laut ?
2. Bagaimana ciri-ciri ekosistem air laut ?
3. Mendeskripsikan pembagian ekosistem air
laut ?
C. Tujuan Penulisan
Dalam penulisan
makalah maka tentulah memiliki suatu tujuan. Adapun tujuan dalam penulisan
makalah ini adalah sebagai berikut
1. Untuk mengetahui pengertian ekosistem
air laut
2. Untuk mengetahui ciri-ciri ekosistem air
laut
3. Untuk mengetahui pembagian ekosistem air
laut
D. Manfaat Penulisan
Ketika kita menulis
makalah maka tentu ada manfaat yang dapat kita ambil, baik dari penyusun
sendiri maupun bagi para pembaca. Adapun beberapa manfaat yang dapat ambil
yaitu dapat mengetahui ilmu tentang ekosistem air laut, baik dari pengertiann,
cici-cirinya, pembagiannya, maupun manfaat dari ekosistem air laut itu sendiri.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Ekosistem Air Laut
Ekosistem air laut merupakan ekosistem yang paling luas di bumi ini.
Luas ekosistem air laut hampir lebih dari dua per tiga dari permukaan bumi ( + 70 % ), karena luasnya dan potensinya sangat besar, ekosistem
laut menjadi perhatian orang banyak, khususnya yang berkaitan dengan revolusi
biru. Ekosistem laut atau disebut juga ekosistem
bahari merupakan ekosistem yang terdapat di perairan laut, terdiri atas
ekosistem perairan dalam, ekosistem pantai pasir dangkal/bitarol, dan ekosistem
pasang surut. Seperti halnya ekosistem air tawar, pada ekosistem air laut
merupakanmedia internal dan eksternal bagi organisme yang hidup didalamnya.
Air merupakan zat yang mengelilingi seluruh organisme laut. Air laut
sekaligus jugamerupakan bagian penyusun atau pembentuk tuibuh tumbuh-tumbuhan
dan binatang bianatang laut.
B. Ciri-Ciri Ekosistem
Air Laut
Dari pengertian tentang ekosistem air laut yang
telah dijelaskan di atas, maka kita dapat menyimpulkan bahwa ekosistem air laut memiliki
ciri-ciri umum sebagai berikut :
5. Memiliki kadar
mineral yang tinggi, ion terbanyak ialah Cl`(55%), namun kadar garam di laut
bervariasi, ada yang tinggi (seperti di daerah tropika) dan ada yang rendah (di
laut beriklim dingin).
6. Ekosistem air
laut tidak dipengaruhi oleh iklim dan cuaca.
C.
Pembagian Ekosistem Air Laut
Ekosistem air laut dibedakan atas lautan/laut,
pantai, estuari, dan terumbu karang.
1.
Lautan/laut
Dari sisi Bahasa Indonesia pengertian laut
adalah kumpulan air asin dalam jumlah yang banyak dan luas yang menggenangi dan
membagi daratan atas benua atau pulau. Jadi laut adalah merupakan air yang
menutupi permukaan tanah yang sangat luas dan umumnya mengandung garam dan
berasa asin. Pada hewan dan tumbuhan tingkat rendah tekanan osmosisnya kurang
lebih sama dengan tekanan osmosis air laut sehingga tidak terlalu mengalami
kesulitan untuk beradaptasi. Tetapi bagaimanakah dengan hewan tingat tinggi,
seperti ikan yang mempunyai tekanan osmosis jauh lebih rendah daripada tekanan
osmosis air laut. Cara ikan beradaptasi dengan kondisi seperti itu adalah:
a)
hanyak minum
b)
air masuk ke
jaringan secara osmosis melalui usus
c)
sedikit
mengeluarkan urine
d)
pengeluaran air
terjadi secara osmosis
e)
garam-garam
dikeluarkan secara aktif melalui insang
Laut memiliki banyak fungsi / peran / manfaat
bagi kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya karena di dalam dan di atas
laut terdapat kekayaan sumber daya alam yang dapat kita manfaatkan diantaranya
yaitu :
a)
Tempat rekreasi
dan hiburan.
b)
Tempat hidup
sumber makanan kita.
c)
Pembangkit
listrik
d)
Tempat budidaya
ikan, kerang mutiara, rumput laun, dll.
e)
Tempat barang
tambang berada.
f)
Salah satu sumber
air minum (desalinasi).
g)
Sebagai jalur
transportasi air.
h)
Sebagai tempat cadangan
air bumi.
i)
Sebagai objek
riset penelitian dan pendidikan.
Di permukaan bumi terdapat berbagai macam jenis
laut, jenis laut dapat dibedakan berdasarkan proses terjadinya, letaknya dan
kedalamannya.
a.
Berdasarkan
proses terjadinya perairan laut dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu:
1.
Laut Ingresi,
terjadi karena dasar laut mengalami penurunan. Kedalaman laut ingresi pada
umumnya lebih dari 200 meter. Contoh laut ingresi adalah Laut Maluku dan Laut
Sulawesi.
2.
Laut
Transgresi, terjadi karena permukaan air laut bertambah tinggi. Laut transgresi
umumnya terdiri dari laut dangkal yang kedalamannya kurang dari 200 meter.
Contoh laut transgresi adalah Laut Jawa, Laut Cina Selatan dan Laut Arafura.
3.
Laut Regresi,
terjadi karena laut mengalami penyempitan akibat adanya proses sedimentasi lumpur
yang dibawa oleh sungai.
b.
Berdasarkan
letaknya, perairan laut terdiri dari :
1.
Laut Tepi,
yaitu laut yang terdapat di tepi benua. Contohnya Laut Jepang, Laut Cina
Selatan dan Laut Arab.
2.
Laut Tengah,
yaitu laut yang terletak di antara dua benua. Contohnya Laut Tengah, laut-laut
yang ada di wilayah Indonesia.
3.
Laut Pedalaman,
yaitu laut terletak di tengah-tengah benua dan hampir seluruhnya dikelilingi
oleh daratan. Contohnya Laut Hitam dan Laut Baltik
c.
Berdasarkan
kedalamannya, wilayah perairan laut terdiri dari empat zona, yaitu :
1.
Zona Litoral,
yaitu wilayah antara garis pasang dan garis surut air laut. Wilayah ini
kadang-kadang kering pada saat air laut surut dan tergenang pada saat air laut
mengalami pasang. Zona litoral biasanya terdapat di daerah yang pantainya
landai.
2.
Zona Neritik,
adalah daerah dasar laut yang mempunyai kedalaman rata-rata kurang dari 200
meter. Contohnya wilayah perairan laut dangkal di Paparan Sunda dan Paparan
Sahul di wilayah perairan Indonesia. Seperti Laut Jawa, Selat Sunda dan Laut
Arafuru.
3.
Zona Batial,
adalah wilayah perairan laut yang memiliki kedalaman antara 200 meter – 1.800
meter.
4.
Zona Abisal,
adalah wilayah perairan laut yang memiliki kedalaman lebih dari 1.800 meter.
Contohnya Palung Laut Banda (7.440meter) dan Palung Laut Mindanao (10.830
meter).
Di Indonesia memiliki wilayah perairan laut
yang sangat luas dan kurang terjaga sehingga mudah mendatangkan ancaman
sengketa batas wilayah dengan negara tetangga. Adapun wilayah
perairan laut Indonesia antara lain :
1.
Landas
Kontinen, yaitu bagian laut yang kedalamannya mencapai 200 meter. Pada wilayah
ini suatu negara berhak untuk memanfaatkan sumberdaya alam yang terkandung di
dalamnya. Penentuan landas kontinen didasarkan atas wilayah perairan Indonesia
dan dikuatkan oleh perjanjian dengan negara-negara yang berbatasan dengan
Indonesia, seperti Malaysia, Thailand, Australia, Singapura dan India.
2.
Laut
Teritorial, yaitu wilayah laut suatu negara sejauh 12 mil dari garis dasar
lurus. Garis dasar lurus adalah garis yang ditarik dari titik-titik terluar
suatu pulau pada saat air laut surut.
3.
Zona Ekonomi
Eksklusif (ZEE), yaitu wilayah laut suatu negara yang diukur sejauh 200 mil (±
320 Km) dari garis dasar wilayah laut.
2.
Pantai
Ekosistem pantai letaknya berbatasan dengan
ekosistem darat, laut, dan daerah pasang surut. Ekosistem pantai dipengaruhi
oleh siklus harian pasang surut laut. Organisme yang hidup di pantai memiliki
adaptasi struktural sehingga dapat melekat erat di substrat keras. Adapun
pembagian daerah pantai terbagi atas 3, yaitu :
1.
Daerah paling
atas pantai hanya terendam saat pasang naik tinggi. Daerah ini dihuni oleh
beberapa jenis ganggang, moluska, dan remis yang menjadi konsumsi bagi kepiting
dan burung pantai.
2.
Daerah tengah
pantai terendam saat pasang tinggi dan pasang rendah. Daerah ini dihuni oleh
ganggang, porifera, anemon laut, remis dan kerang, siput herbivora dan
karnivora, kepiting, landak laut, bintang laut, dan ikan-ikan kecil.
3.
Daerah pantai
terdalam terendam saat air pasang maupun surut. Daerah ini dihuni oleh beragam
invertebrata dan ikan serta rumput laut. Komunitas tumbuhan berturut-turut dari
daerah pasang surut ke arah darat dibedakan sebagai berikut :
a. Formasi pes caprae
Dinamakan demikian karena yang paling banyak
tumbuh di gundukan pasir adalah tumbuhan Ipomoea pes caprae yang tahan terhadap
hempasan gelombang dan angin; tumbuhan ini menjalar dan berdaun tebal. Tumbuhan
lainnya adalah Spinifex littorius (rumput angin), Vigna, Euphorbia atoto, dan
Canaualia martina. Lebih ke arah darat lagi ditumbuhi Crinum asiaticum
(bakung), Pandanus tectorius (pandan), dan Scaeuola Fruescens (babakoan).
b. Formasi baringtonia
Daerah ini didominasi tumbuhan baringtonia,
termasuk di dalamnya Wedelia, Thespesia, Terminalia, Guettarda, dan Erythrina.
Bila tanah di daerah pasang surut berlumpur, maka kawasan ini berupa hutan
bakau yang memiliki akar napas. Akar napas merupakan adaptasi tumbuhan di
daerah berlumpur yang kurang oksigen. Selain berfungsi untuk mengambil oksigen,
akar ini juga dapat digunakan sebagai penahan dari pasang surut gelombang. Yang
termasuk tumbuhan di hutan bakau antara lain Nypa, Acathus, Rhizophora, dan
Cerbera. Jika tanah pasang surut tidak terlalu basah, pohon yang sering tumbuh
adalah: Heriticra, Lumnitzera, Acgicras, dan Cylocarpus.
3.
Estuari
Estuari (muara) merupakan tempat bersatunya
sungai dengan laut. Estuari sering dipagari oleh lempengan lumpur intertidal
yang luas atau rawa garam. Salinitas air berubah secara bertahap mulai dari
daerah air tawar ke laut. Salinitas ini juga dipengaruhi oleh siklus harian
dengan pasang surut aimya. Nutrien dari sungai memperkaya estuari.
Komunitas tumbuhan yang hidup di estuari antara
lain rumput rawa garam, ganggang, dan fitoplankton. Komunitas hewannya antara
lain berbagai cacing, kerang, kepiting, dan ikan. Bahkan ada beberapa
invertebrata laut dan ikan laut yang menjadikan estuari sebagai tempat kawin
atau bermigrasi untuk menuju habitat air tawar. Estuari juga merupakan tempat
mencari makan bagi vertebrata semi air, yaitu unggas air.
4.
Terumbu Karang
a.
Pengertian terumbu karang
Terumbu karang adalah sekumpulan hewan karang yang bersimbiosis dengan sejenis tumbuhan alga yang disebut zooxanhellae. Terumbu karang termasuk dalam
jenis filum Cnidaria kelas Anthozoa yang memiliki tentakel. Kelas Anthozoa tersebut terdiri dari dua
Subkelas yaitu Hexacorallia (atau Zoantharia) dan Octocorallia, yang keduanya
dibedakan secara asal-usul, Morfologi dan Fisiologi. Koloni karang dibentuk oleh ribuan hewan
kecil yang disebut Polip. Dalam bentuk sederhananya, karang terdiri dari satu
polip saja yang mempunyai bentuk tubuh seperti tabung dengan mulut yang
terletak di bagian atas dan dikelilingi oleh Tentakel. Namun pada kebanyakan Spesies, satu individu polip karang akan berkembang
menjadi banyak individu yang disebut koloni. Hewan ini memiliki bentuk unik dan
warna beraneka rupa serta dapat menghasilkan CaCO3. Terumbu karang
merupakan habitat bagi berbagai spesies tumbuhan laut, hewan laut, dan mikroorganisme laut lainnya yang belum diketahui. Terumbu karang secara umum dapat dinisbatkan
kepada struktur fisik beserta ekosistem yang menyertainya yang secara aktif membentuk
sedimen kalsium karbonat akibat aktivitas biologi (biogenik) yang berlangsung di bawah
permukaan laut. Bagi ahli geologi, terumbu karang merupakan struktur batuan
sedimen dari kapur (kalsium karbonat) di dalam laut, atau disebut singkat
dengan terumbu. Bagi ahli biologi terumbu karang merupakan suatu ekosistem yang
dibentuk dan didominasi oleh komunitas koral.
b.
Habitat terumbu karang
Terumbu karang pada umumnya hidup di pinggir pantai atau
daerah yang masih terkena cahaya matahari kurang lebih 50 m di bawah permukaan laut.
Beberapa tipe terumbu karang dapat hidup jauh di dalam laut dan tidak memerlukan cahaya, namun terumbu karang tersebut tidak
bersimbiosis dengan zooxanhellae dan tidak membentuk karang.
Ekosistem terumbu karang sebagian besar terdapat di
perairan tropis, sangat sensitif terhadap perubahan lingkungan hidupnya
terutama suhu, salinitas, sedimentasi, Eutrofikasi dan memerlukan kualitas perairan alami
(pristine). Demikian halnya dengan perubahan suhu lingkungan akibat pemanasan
global yang melanda perairan tropis di tahun 1998 telah menyebabkan pemutihan karang (coral bleaching)
yang diikuti dengan kematian massal mencapai 90-95%. Selama peristiwa pemutihan
tersebut, rata-rata suhu permukaan air di perairan Indonesia adalah 2-3 °C
di atas suhu normal.
c. Kondisi optimum terumbu karang
Untuk dapat bertumbuh dan berkembang biak secara baik, terumbu karang membutuhkan kondisi lingkungan hidup yang optimal, yaitu pada suhu hangat sekitar di atas 20oC. Terumbu karang juga memilih hidup pada lingkungan perairan yang jernih dan tidak berpolusi. Hal ini dapat berpengaruh pada penetrasi cahaya oleh terumbu karang.
Beberapa terumbu karang membutuhkan cahaya matahari untuk
melakukan kegiatan fotosintesis. Polip-polip penyusun
terumbu karang yang terletak pada bagian atas terumbu karang dapat menangkap
makanan yang terbawa arus laut dan juga melakukan fotosintesis. Oleh karena itu, oksigen-oksigen hasil fotosintesis yang
terlarut dalam air dapat dimanfaatkan oleh spesies laut lainnya.[1] Hewan karang sebagai
pembangun utama terumbu adalah organisme laut yang efisien karena mampu tumbuh
subur dalam lingkungan sedikit nutrien (oligotrofik).
d.
Manfaat terumbu karang
Terumbu karang mengandung berbagai manfaat yang sangat
besar dan beragam, baik secara ekologi maupun ekonomi. Estimasi jenis manfaat
yang terkandung dalam terumbu karang dapat diidentifikasi menjadi dua yaitu
manfaat langsung dan manfaat tidak langsung. Manfaat dari terumbu
karang yang langsung dapat dimanfaatkan oleh manusia adalah :
1.
sebagai tempat hidup ikan yang banyak dibutuhkan
manusia dalam bidang pangan, seperti ikan kerapu, ikan baronang, ikan ekor
kuning), batu karang,
3.
penelitian dan pemanfaatan
biota perairan lainnya yang terkandung di dalamnya.
4.
Penahan abrasi pantai yang disebabkan
gelombang dan ombak laut, serta sebagai sumber keanekaragaman hayati.
e. Klasifikasi terumbu karang
1. Berdasarkan kemampuan memproduksi kapur
a. Karang hermatifik adalah karang yang dapat membentuk bangunan karang yang dikenal menghasilkan terumbu dan penyebarannya hanya ditemukan di daerah tropis.
b. Karang hermatipik bersimbiosis mutualisme dengan zooxanthellae, yaitu sejenis algae uniseluler (Dinoflagellata unisuler), seperti Gymnodinium microadriatum, yang terdapat di jaringan-jaringan polip binatang karang dan melaksanakan Fotosintesis. Dalam simbiosis, zooxanthellae menghasilkan oksigen dan senyawa organik melalui fotosintesis yang akan dimanfaatkan oleh karang, sedangkan karang menghasilkan komponen inorganik berupa nitrat, fosfat dan karbon dioksida untuk keperluan hidup zooxanthellae. Hasil samping dari aktivitas ini adalah endapan kalsium karbonat yang struktur dan bentuk bangunannya khas. Ciri ini akhirnya digunakan untuk menentukan jenis atau spesies binatang karang.
c. Karang hermatipik mempunyai sifat yang unik yaitu perpaduan antara sifat hewan dan tumbuhan sehingga arah pertumbuhannya selalu bersifat Fototropik positif. Umumnya jenis karang ini hidup di perairan pantai /laut yang cukup dangkal dimana penetrasi cahaya matahari masih sampai ke dasar perairan tersebut. Disamping itu untuk hidup binatang karang membutuhkan suhu air yang hangat berkisar antara 25-32 °C.
d. Karang ahermatipik tidak menghasilkan terumbu dan ini merupakan kelompok yang tersebar luas diseluruh dunia.
2. Berdasarkan letaknya
a. Terumbu karang tepi atau karang penerus atau fringing reefs adalah jenis terumbu karang paling sederhana dan paling banyak ditemui di pinggir pantai yang terletak di daerah tropis. Terumbu karang tepi berkembang di mayoritas pesisir pantai dari pulau-pulau besar. Perkembangannya bisa mencapai kedalaman 40 meter dengan pertumbuhan ke atas dan ke arah luar menuju laut lepas. Dalam proses perkembangannya, terumbu ini berbentuk melingkar yang ditandai dengan adanya bentukan ban atau bagian endapan karang mati yang mengelilingi pulau. Pada pantai yang curam, pertumbuhan terumbu jelas mengarah secara vertikal. Contoh: Bunaken (Sulawesi), Pulau Panaitan (Banten), Nusa Dua (Bali).
b. Terumbu karang penghalang. Secara umum, terumbu karang penghalang atau barrier reefs menyerupai terumbu karang tepi, hanya saja jenis ini hidup lebih jauh dari pinggir pantai. Terumbu karang ini terletak sekitar 0.52 km ke arah laut lepas dengan dibatasi oleh perairan berkedalaman hingga 75 meter. Terkadang membentuk lagoon (kolom air) atau celah perairan yang lebarnya mencapai puluhan kilometer. Umumnya karang penghalang tumbuh di sekitar pulau sangat besar atau benua dan membentuk gugusan pulau karang yang terputus-putus. Contoh : Batuan Tengah (Bintan, Kepulauan Riau), Spermonde (Sulawesi Selatan), Kepulauan Banggai (Sulawesi Tengah).
c. Terumbu karang cincin atau attols merupakan terumbu karang yang berbentuk cincin dan berukuran sangat besar menyerupai pulau. Atol banyak ditemukan pada daerah tropis di Samudra Atlantik. Terumbu karang yang berbentuk cincin yang mengelilingi batas dari pulau-pulau vulkanik yang tenggelam sehingga tidak terdapat perbatasan dengan daratan.
d. Terumbu karang datar atau gosong terumbu (patch reefs), kadang-kadang disebut juga sebagai pulau datar (flat island). Terumbu ini tumbuh dari bawah ke atas sampai ke permukaan dan, dalam kurun waktu geologis, membantu pembentukan pulau datar. Umumnya pulau ini akan berkembang secara horizontal atau vertikal dengan kedalaman relatif dangkal. Contoh: Kepulauan Seribu (DKI Jakarta), Kepulauan Ujung Batu (Aceh)
f. Kerusakan terumbu karang
Indonesia merupakan negara yang mempunyai potensi terumbu
karang terbesar di dunia. Luas terumbu karang di Indonesia diperkirakan
mencapai sekitar 60.000 km2. Hal tersebut membuat Indonesia menjadi negara pengekspor
terumbu karang pertama di dunia. Dewasa ini, kerusakan terumbu karang, terutama
di Indonesia meningkat secara pesat. Terumbu karang yang masih berkondisi baik
hanya sekitar 6,2%. Kerusakan ini menyebabkan meluasnya tekanan pada ekosistem
terumbu karang alami. Meskipun faktanya kuantitas perdagangan terumbu karang
telah dibatasi oleh Convention on International Trade in Endangered Species of
Wild Fauna and Flora (CITES), laju eksploitasi terumbu karang masih tinggi
karena buruknya sistem penanganannya.
Beberapa aktivitas manusia
yang dapat merusak terumbu karang :
2.
Membawa pulang ataupun menyentuh terumbu karang saat
menyelam, satu sentuhan saja dapat membunuh terumbu karang
3.
Pemborosan air, semakin banyak air yang digunakan maka
semakin banyak pula limbah air yang dihasilkan dan
dibuang ke laut.
4.
Penggunaan pupuk dan
pestisida buatan, seberapapun jauh letak pertanian tersebut dari laut residu
kimia dari pupuk dan pestisida buatan pada akhinya akan terbuang ke laut juga.
5.
Membuang jangkar pada pesisir pantai
secara tidak sengaja akan merusak terumbu karang yang berada di bawahnya.
7.
Penambangan
10. Polusi
11. Penangkapan ikan dengan
cara yang salah, seperti pemakaian bom ikan
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Ekosistem air laut merupakan ekosistem yang
paling luas di bumi ini. Luas ekosistem air laut hampir lebih dari dua per tiga
dari permukaan bumi ( + 70 % ),
karena luasnya dan potensinya sangat besar, ekosistem laut menjadi perhatian
orang banyak, khususnya yang berkaitan dengan revolusi biru.
Ekosistem air laut dibedakan atas lautan/laut,
pantai, estuari, dan terumbu karang. Laut adalah merupakan air yang menutupi
permukaan tanah yang sangat luas dan umumnya mengandung garam dan berasa asin.
Ekosistem pantai letaknya berbatasan dengan ekosistem darat, laut, dan daerah
pasang surut. Estuari (muara) merupakan tempat bersatunya sungai dengan laut.
Estuari sering dipagari oleh lempengan lumpur intertidal yang luas atau rawa
garam. Salinitas air berubah secara bertahap mulai dari daerah air tawar ke
laut. Terumbu karang adalah sekumpulan hewan karang
yang bersimbiosis dengan sejenis tumbuhan alga yang disebut zooxanhellae.
B. Saran
Demikian
yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan dalam
makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, kerena
terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya
dengan judul makalah ini.
Penulis
banyak berharap para pembaca yang budiman bisa memberikan kritik dan saran yang
membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah ini dan dan penulisan makalah
di kesempatan-kesempatan berikutnya. Semoga makalah ini berguna bagi penulis
pada khususnya juga para pembaca yang budiman pada umumnya.
thanks
BalasHapusajarin bikin blog yang bener dong
BalasHapusdeasywidiyanti.blogspot.co.id
Best Casinos and gaming areas in Denver, CO - Mapyro
BalasHapusFind the 김천 출장안마 best 의왕 출장안마 casino and gaming areas in Denver, CO. Mapyro Colorado has a 영천 출장안마 map showing 부천 출장샵 gambling areas and gaming 출장안마 areas.